Quotes yang paling aku suka sampai saat ini.
Pertanyaanya ialah apakah aku akan seperti itu?
Aku bahkan tak tau apakah ketika aku dilahirkan, semua orang pada saat itu tersenyum ataukah menangis, marah, kecewa, dengki?
Atau kah pada saatnya nanti ketika hidupku tak lagi panjang aku akan tersenyum dan semua orang akan menangis?
--------------------------------------------
Hari terus berlalu, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam hingga hari terus terlewati. Apakah artinya aku didunia ini?
---------------------------------------------
The Blessing!
One word that can make u so happy that there's someone else that care and love u more than yourself.
----------------------------------------------
19 tahun hidupku, sudah seperti apakah hidupku?
Aku teringat kembali, ketika aku duduk di bangku kelas 2 SD. Pertama kali menginjakan kaki di tempat baru, lingkungan baru dan sekolah baru. Saat itu aku tidak tahu apa yang aku pikirkan atau aku rasakan. Aku masih sangat kecil saat itu, mungkin tidak merasakan apa - apa. Tapi, saat itu aku tahu yang kemungkinan besar aku rasakan, "takut". Karena sampai saat ini pun aku merasakan demikian.Dari kedua bola mataku yang bulat aku memandang seorang sosok laki - laki yang seharusnya menggunakan tangannya untuk menggendongku, membelaiku, menyayangiku melakukan tindakan yang bahkan aku tidak mengerti saat itu. Hanya perasaan takut yang aku rasakan. Dengan kapasitas otakku yang masih kecil aku begitu cepat melupakan bayangan itu dan apapun yang pernah ia lakukan padaku, pada mamaku. 7 tahun berlalu dengan cepat, aku menjalani hari - hari dengan temanku dengan riang dan gembira di sekolah. Walaupun saat di rumah aku akan mengurung diriku dikamar dengan tumpukan komik yang aku pinjam di rental komik dan aku akan membunuh waktu dengan membaca itu semua. Aku lakukan apa yang aku suka, aku tersenyum dan tertawa dengan temanku, tapi tidak dengan papaku.
Aku merasa aneh, ada yang aneh pada diriku. Aku mulai berfikir, apakah aku punya kepribadian ganda?? Teman - teman sekolahku tidak akan percaya kalau aku adalah yang seperti itu. Tapi, aku benar sangat berterimakasih teman - temanku yang selalu menemaniku dan membuatku tertawa. Terlebih pada guruku yang selalu sangat tegas terhadap peraturan - peraturan, tepatnya ia sangat disiplin. Aku sangat - sangat berterimakasih, Tuhan membawaku ke sekolah ini, bertemu dengan beliau. Menyadari, aku tetap dapat hidup itu karena ia mengenalkanku pada Pribadi yang Luar Biasa, yang berani mengorbankan nyawanya hanya demi seorang "aku".
7 tahun yang luar biasa ada di kota itu. Aku tidak menyangka dapat lulus sekolah tingkat pertama ku dengan nilai yang baik. Karena, dalam pikiranku saat itu adalah hari - hariku serasa di neraka. Dalam imajinasiku selama beberapa tahun, aku merangkaikan bagaimana caranya aku harus mati. Hanya dalam sebuah pikiran, imajinasi dan mimpi. Pastinya akan lebih baik kalau aku tidak ada di dunia ini, pastinya akan lebih baik kalau aku tidak pernah dilahirkan, dan pastinya lebih baik aku tidak ada berada disini saat ini. U can see me with my light smile, but not light heart. Setiap hari adalah topeng bagiku, saat itu walaupun aku tidak pernah menyadarinya, aku tidak pernah jujur sekalipun pada diriku, pada teman - temanku, pada orangtuaku, pada semua orang disekelilingku. Karena, semakin jujur kamu, maka kamu akan semakin dekat dengan orang lain, dan akan semakin bersandar pada orang lain.Tidak ada didunia ini yang dapat menjadi sandaran. Saat itu, pikiran dan perasaanku seperti itu. Bukan satu atau dua kali aku berfikir demikian, aku bahkan pernah mencoba untuk mempraktekannya. Jujur, aku tidak berani untuk me-reka ulang apa yang ada dalam imajinasiku. Karena terlalu gila dan terlalu sadis.
Pernahkah kamu berfikir kalau anak kelas 6 SD berimajinasi untuk meminum obat nyamuk dibandingkan untuk berimajinasi berpasangan dengan seorang pangeran berkuda putih?
Pernahkah kamu melihat bahwa anak kelas 1 SMP berimajinasi untuk membunuh?dirinya, dan keluarganya?
Kalau tidak, bersyukurlah. Dan kalau kau bahkan pernah berimajinasi seperti itu. BERHENTILAH!!
Itu sangat menyakitkan!
Aku tidak tahu apakah aku akan seperti itu terus atau tidak, namun hari - hariku yang 'indah' tidak lagi indah. Aku selalu merasa, lebih baik aku hidup sendiri. Padahal saat itu aku masih anak kecil yang bahkan tidak tahu apa itu 'dunia'.
Emosiku berada dititik puncaknya pada saat sebuah tangan yang besar mendarat tepat di depan mukaku, dan hampir menghancurkan hidungku. Dan tali kabel hampir saja merengut nyawaku saat itu. Dan aku siap akan kehilangan 'aku' saat itu.
Dan mungkin akan lebih baik kalau saat itu seperti apa yang diimajinasiku.
-----------------------------------------------------------------------
Suatu hari datanglah kesempatan itu. Kesempatan untuk 'menghindari' kenyataan.
Aku pindah ke kota lain dan menumpang di rumah kerabat. Awalnya aku berfikir mungkin akan lebih menyenangkan dan lebih tentram. Tapi, ternyata tidak. Semuanya hanya ilusi. Seberapapun kamu berusaha, mereka tidak akan melihat aku. Karena aku adalah 'outsider'. Aku karena mungkin bisa di sebut diberkati karena nilai - nilaiku lebih tinggi dibandingkan rata - rata hingga aku bisa mendapatkan beasiswa. Tapi, itu tidak penting, aku yang 'outsider' ini selamanya akan tetap menjadi 'outsider'. Aku harus tetap mempertahankan nilaiku, tapi walaupun secara tidak langsung, aku merasakan seperti 'tertekan'. Sebagai penumpang yang baik aku harus membantu membersihkan rumah sepulang sekolah. Saat itupun lagi - lagi aku berfikir, akan lebih baik kalau aku tidak pernah ada.
Kamu tidak akan pernah bisa merasakan dan membayangkan apa yang benar - benar terjadi saat itu dan saat ini hanya lewat tulisan ini.
-----------------------------------------------------------------------
"Feline, kamu bener - bener di berkati ya. Enak ya, mau apa bisa beli.. terus pintar juga..bisa dapet IP 4 padahal kamu juga ikut jadi anggota organisasi.." kata seorang teman padaku
to be continue
