Laman

Welcome to my blog

Thank you for visiting my blog!! Give ur responses & ENJOY yourself!! :)



Wednesday, December 25, 2013

The Blessing Ch. 03 They won't know..who knows?

Apa yang aku sadari adalah aku tidak selalu dapat membuat orang lain mengerti

Pernahkah kamu berjuang sekuatmu hingga kau lupa kalau kau sedang berjuang?
Aku pernah.
Dalam kehidupan ini aku berjuang dalam segala hal, yang aku pikirkan bahwa kalau aku tidak berjuang maka akan ada suatu hari aku akan tak berdaya. Tak akan ada orang lain yang begitu baik yang akan menampakkan batang hidungnya didepanmu ketika kau begitu tak berdaya. Maka dari itu aku terus berjuang.

Aku berjuang dalam kehidupanku.
Tapi terkadang aku selalu lupa kalau aku sedang berjuang atau bahkan aku tidak merasa kalau ak sedang berjuang...

---------------------------------------------------------------------



Aku teringat kejadian dimasa lalu,

aku sedang duduk "santai" (walaupun sebenarnya tidak dapat dikatakan bersantai juga). Aku baru saja pulang dari kampus dengan menempuh perjalanan yang memang tidak begitu jauh, tapi dikarenakan macetnya jalan ibukota membuatku sangat lelah ditambah lagi dengan aktivitas ku yang dimulai dari pagi hari. Kira - kira baru semenit aku duduk, "Feline, kamu jangan duduk aja. Bantu mama bersih - bersih..". Tanpa berfikir panjang dengan spontan aku menjawab, "kok aku sih, emangnya aku pembantu?"

Kalimat jahat yang aku lontarkan langsung membuat perang dingin dan panas dalam waktu bersamaan. Ceramah panjang lebar diutarakan dan tentunya itu menyadarkan ku akan satu hal. Bukan karena cerita masa lalu yang diutarakan tapi karena nasihat bijak yang disampaikan melalui kejadian - kejadian kecil disekeliling yang membuatku tersadar kalau aku ada bukan karena aku sendiri. Tidak ada orang didunia ini yang dapat tetap berdiri teguh oleh karena dirinya sendiri. Bukan berarti aku tidak mendengarkan apa yang disampaikan mamaku. Aku sangat mengerti, mamaku memintaku untuk membantunya bukan karena dia menganggap aku pembantu rumah tangga tapi karena paling tidak dia percaya kalau hanya aku yang dapat mengerjakan dengan rapih dan benar. Bukankah kalau mama meminta tolong adik laki - laki ku maka pekerjaan itu malah akan "berantakan"??

Tapi, disisi lain yang aku dapat adalah pada dasarnya manusia tidak dapat hidup seorang diri. Makanya mamaku meminta bantuan aku kan? Dan aku juga tidak bisa hidup tanpa mama, kan? So, sadar tidak sadar kita saling membutuhkan walaupun kadang - kadang hal ini tidak adil, kadang aku merasa kalau seorang lebih membutuhkan yang lain dan yang lain tidak demikian. (So, what??!Hidup kan memang gak adil :D)

Dan yang belum sempat aku utarakan saat itu adalah bahwa mama tidak tau saat itu aku sedang lelah dan sebagai anak yang labil aku kurang dapat mengontrol responku sehingga kalimat jahat itu aku biarkan keluar begitu saja.
Sekitar malam harinya, aku mengirimkan pesan singkat kepada mama segala permohonan maafku. Aku rasa itu sangat mengharukan, tapi sayang sekali adikku yang membacanya (*feeling ABCDEFZZ*)
So, kupikir mamaku tidak akan tau, atau mungkin dia tau...who knows???
Hal lainnya yang kudapat adalah selama kita tidak mengutarakan langsung kepada orang lain perasaan kita, siapa yang dapat tau?
-------------------------------------------------------------------------------


Aku bersyukur hari - hari hidupku menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mungkin masa kecil yang abu - abu dan penuh dengan topeng sedikit demi sedikit berkurang. Tapi aku masih harus berjuang. Sebetulnya aku tidak begitu mengerti diriku sendiri, apa yang sebenarnya yang ingin aku capai. Apa yang harus aku lakukan. Aku terus berlari tanpa tau dimana garis finish nya. Sampai rasanya aku sering kali lupa kalau aku sedang berjuang dan aku malah menjadi terlalu "santai". Saat ini menurutku aku sedang melakukan hal - hal yang diperlukan untuk pencapaian itu (untuk menemukan garis finish nya), tapi sering kali apa yang aku lakukan dianggap salah oleh orang lain bahkan oleh orang terdekat (keluarga). Aku begitu mudah untuk jatuh dalam lubang kesedihan kalau apa yang aku lakukan tidak sesuai dengan penilaian mereka. Seandainya aku bisa untuk mengutarakan secara jujur, tapi banyak hal yang menjadi pertimbangan (ada banyak hal yang melatar belakangi untuk memilih diam daripada berkata)...



Terkadang, untuk bertahan pun perlu sebuah perjuangan.
Aku tidak tahu saat ini aku sedang berada dimana, apakah garis finish itu sudah dekat atau jauh. Yang pasti aku tidak butuh fatamorgana (hal-hal yang menipu, bayangan semata), yang aku butuhkan adalah OASIS yang asli.
Aku merasa disaat - saat perjuanganku ini aku sudah lupa bagaimana rasanya berjuang, aku sangat kering. Adakah seseorang yang bisa dengan ajaib memunculkan OASIS itu didepan mataku?

--------------------------------------------------------------------------------

Apa yang aku lakukan mereka tidak tau. Jadi, siapa yang dapat tahu dan mengerti?
Mungkin mereka tidak tahu aku sedang berjuang, tapi biarlah. Setiap orang berjuang untuk dirinya sendiri, kan?
Hidup adalah perjuangan. Perjuangan adalah perjuangan. Jangan berhenti berjuang sampai menemukan garis finish (Bahkan setelah mencapai garis finish, akan ada garis finish lainnya yang akan menanti, keep fighting!!).




Anyway, Aku menunggu datangnya orang itu. who knows??
I Call Him, Si Pembawa OASIS....







to be continue...